Penjelasan Leher Jerapah Menurut Teori Evolusi Darwin
dan Lamarck
Secara bahasa,
evolusi berarti “perubahan”. Berasal dari kata evolve yang atinya “berkembang
secara perlahan-lahan”.
Di dalam
biologi, dikenal istilah “teori evolusi”. Teori evolusi adalah teori
yang membahas bagaimana makhluk hidup dapat berkembang, asal-usulnya, serta
keterkaitan genetik antara makhluk hidup yang satu dengan yang lain.
Berbagai ahli
sudah memberikan pendapat bagaimana suatu makhluk hidup dapat “berubah” bentuk
menjadi seperti yang saat ini kita lihat.
Bicara soal
teori evolusi, ada dua orang yang terkenal akan teori evolusinya. Kedua orang
itu adalah Lamarck dan Darwin. Meskipun kelihatannya cukup bertentangan,
tetapi kedua orang ini mempunyai landasan teori evolusi yang sangat menarik.
Teori
Evolusi Lamarck (1744-1829)
Jean-Baptiste
de Lamarck (Sumber:www.bbc.co.uk)
Dalam bukunya
yang berjudul “Philosophic”, Jean-Baptiste de Lamarck, ahli biologi
berkebangsaan Perancis ini menyebutkan beberapa gagasan terkait dengan teori
evolusi:
- Lingkungan mempunyai pengaruh pada ciri dan
sifat yang
dihasilkan melalui adaptasi lingkungan.
- Ciri dan sifat yang terbentuk akan diwariskan kepada
keturunan.
- Organ yang sering dgunakan akan berkembang dan membesar,
sementara organ yang jarang digunakan akan mengalami penyusutan, atau bahkan
menghilang.
Lamarck
memberikan contoh pada spesies jerapah. Lamarck berpendapat bahwa panjang leher
jerapah yang kita lihat saat ini merupakan akibat dari adanya evolusi.
Menurut
Lamarck, di masa lalu, jerapah hanya ada satu jenis, yaitu jerapah dengan leher
pendek, karena makanan jerapah ini ada di pucuk daun yang tinggi, mau tidak
mau, jerapah harus berusaha untuk menggapai dedaunan tersebut. Jerapah pun
menguatkan otot lehernya dan menggunakannya secara maksimal sehingga lehernya
dapat menjadi panjang.
Sifat jerapah
berleher panjang ini pun diwariskan kepada keturunanya sehingga semua jerapah
yang kita lihat saat ini berleher panjang.
Menariknya,
gagasan yang dikeluarkan oleh teori evolusi Lamarck ini menghasilkan 2 fakta
penting:
- Adanya penemuan fosil yang
memperlihatkan bahwa makhluk hidup zaman dulu berbeda dengan makhluk hidup masa
sekarang.
- Teorinya menjelaskan mengapa setiap
makhluk hidup memiliki adaptasi yang baik terhadap lingkungan.
Gagasan Lamarck
ini memperlihatkan bahwa tiap makhluk hidup punya cara adaptasi sesuai dengan
cara hidupnya masing-masing. Itulah mengapa singa punya cakar yang kuat untuk
menecngkeram mangsa. Mengapa gajah punya belalai panjang untuk mengumpulkan
makanan. Itulah mengapa, rusa punya otot kaki yang kuat, demi bisa kabur dari
kejaran predator.
Teori
Evolusi Charles Darwin
Charles Darwin
(Sumber:www.wealthygorilla.com)
Ada beberapa perbedaan
teori evolusi Darwin dan Lamarck setelah Charles Darwin melakukan
perjalanan ke kepulauan Galapagos, pesisir Amerika Selatan. Saat meneliti ke
sana, Darwin mendapatkan pengalaman yang tidak terduga. Ternyata, variasi hewan
dan tumbuhan di kepulauan Galapagos sangat terlihat jelas. Dua hewan yang
membuat Darwin takjub adalah burung finch dan kura-kura galapagos.
Saat Darwin
amati, ternyata burung finch yang ada di sana memiliki banyak variasi jenis.
Menurut Darwin, pada mulanya, burung finch ini berasal dari satu spesies
pemakan biji di Amerika Selatan. Karena mencari makan, burung-burung finch
ini kemudian bermigrasi dan terdampar ke tempat yang berbeda. Ada yang pergi ke
tempat dengan banyak biji-bijian, ada yang dipenuhi serangga, ada yang pergi ke
tempat yang banyak bunga dan nektar. Dengan adanya perbedaan jenis makanan itu,
burung finch akhirnya beradaptasi dan mengubah bentuk paruh sesuai dengan
makanannya. Hasilnya, burung finch berevolusi menjadi beberapa spesies baru.
Berbagai
spesies burung finch (Sumber:www.omlet.co.uk)
Selain burung
finch, Darwin juga meneliti kura-kura Galapagos yang mempunyai jenis cangkang
berbeda. Pada habitat yang basah, Darwin menemukan jenis kura-kura berukuran
besar dengan cangkang berbentuk kubah. Sementara di habitat yang kering,
kura-kura yang ditemui justru berukuran kecil dan bentuk cangkangnya seperti
pelana.
Kura-kura
Galapagos (Sumber:www.people.rit.edu)
Fenonema ini
membawa Darwin pada kesimpulan: Individu yang beradaptasi pada habitat dengan
baik akan mewariskan sifat unggul kepada generasi selanjutnya. Lebih
jauh lagi, sifat unggul ini lama-kelamaan dapat mengubah bentuk asli dari
spesies sebelumnya, sehingga berevolusi menjadi spesies yang sama sekali
berbeda.
sumber:www.giphy.com
Setelah
melakukan perjalanan itu, pada tahun 1859, Darwin memublikasikan bukunya yang
berjudul “The Origin of Species by Means of Natural Selection”. Di dalamnya,
Darwin mengemukakan teori evolusinya secara berkala. Ada dua teori pokok yang
disampaikannya:
- Spesies yang hidup sekarang berasal dari
spesies yang hidup di masa lalu.
- Evolusi terjadi melalui seleksi alam.
Seperti halnya
Lamarck, Darwin mencontohkan teorinya dengan spesies jerapah yang ada saat ini.
Berbeda dengan Lamarck, Darwin berpendapat, pada masa lalu, jerapah ada dua
jenis: jerapah leher panjang, dan jerapah leher pendek.
Kedua jerapah
ini sama-sama mengambil makanan dari pucuk ranting. Lama-kelamaan, daun yang
berada di bagian bawah mulai habis dan tersisa daun di batang pohon yang
tinggi. Apa akibatnya?
Kedua spesies
jerapah ini pun berkompetisi untuk mengambil daun tersebut. Dan, karena jerapah
leher pendek kesulitan untuk menggapai dedaunan tinggi, akhirnya spesies
jerapah ini mati sehingga menyisakan spesies jerapah leher panjang. Jerapah
yang kita lihat saat ini.
Jerapah menurut
Lamarck (kiri) & Darwin (kanan) (Sumber:www.funnyjucnk.com)
Jadi apa perbedaan
paling besar dari teori evolusi Darwin dan Lamarck?
Pada teori
evolusi Darwin, terlihat jelas bahwa adanya variasi organisme terjadi dengan
sendirinya (dari dulu memang sudah ada jerapah leher panjang dan pendek) yang
kemudian diseleksi oleh alam. Sementara menurut Lamarck, variasi ini terjadi
sebagai akibat dari perubahan lingkungannya. Bagaimana si organisme berusaha
beradaptasi terhadap lingkungannya.
Disarikan dari : https://blog.ruangguru.com/perbedaan-teori-evolusi-darwin-dan-lamarck